Tak bisa dipungkiri, dari sekian ratus juga penduduk Indonesia pasti ada satu dua orang yang sukses dan punya kemampuan luar biasa. Mungkin di dalam negeri orang-orang ini tak terkenal bahkan tak diakui sepak terjangnya. Tapi ternyata majalah luar negeri terkenal Forbes berhasil melirik anak-anak muda asal Indonesia yang punya taring di dunia bisnis maupun seni. Dalam daftar Global 30 Under 30, Forbes mengumpulkan 30 anak muda sukses berumur dibawah 30 tahun di Asia, dan ternyata 17 orang diantaranya adalah dari Indonesia.
Dari 300 orang yang dipilih kemudian diajukan ke dewan juri untuk dipilih 30 orang saja yang dibagi menjadi beberapa kategori diantaranya teknologi konsumen, perusahaan teknologi, seni, kesehatan dan ilmu pengetahuan, media, kewirausahaan sosial, keuangan, industri dan ritel, dan olah raga. Nah, kita sebagai orang Indonesia sepatutnya bangga dengan keberhasilan mereka saat ini. Kamu bisa jadi terinspirasi dan terpacu untuk berbuat sesuatu untuk orang banyak.
Simak anak-anak muda Indonesia sukses yang inspiratif ini.
1. Joey Alexander Sila, 12, Musisi
Joey mulai menjadi perbincangan publik dunia setelah tampil di ajang Grammy Awards 2016. Penampilannya ini langsung membuat media luar negeri mengekspos Joey atas prestasinya tersebut. Musisi Jazz muda ini telah bermain musik sejak umur 6 tahun. Dia juga tampil di Newport Jazz Festival tahun lalu dan menjadi musisi termuda yang tampil dalam acara itu.
2. Peggy Hartanto, 27, Desainer
Dengan mengusung gaya minimalis, justru banyak selebritis dunia yang menyukainya. Sebut saja Gigi Hadad, Michelle williams, dan Lindsay Lohan. Gadis lulusan Raffles College of Design and Commerce, Australia tahun 2009 itu telah meluncurkan produknya pada tahun 2011 lalu di Jakarta dengan label Hartanto. Dan saat ini label Hartanto sudah mulai tersebar di sejumlah negara di Asia.
3. Carline Darjanto, 28, Entrepreneur
Carline adalah pendiri Cotton Ink pada tahun 2008. Dengan hanya mengandalkan media sosial untuk pemasaran kemudian berlanjut meluncurkan toko offline pertama di tahun 2015. Saat ini perusahaannya mampu memproduksi 7.000 hingga 8.000 pakaian setiap bulan untuk para konsumen di Australia, Malaysia, Singapura, Eropa, dan ribuan konsumen di media sosial.
4. Yasa Paramita Singgih, 20, Founder & President Men’s Republic.
Awalnya Singgih memulai meluncurkan produk fashion Men’s Republic ketika berumur 16 tahun. Setelah beberapa tahun berjalan usahanya semakin berkembang dengan omset ribuan dollar setiap bulannya. Produknya pun menjamah kawasan Asia seperti Hong Kong, Makau, Taiwan, Filipina, dan Malaysia.
Kamu pasti familiar dengan situs pencari hotel dan tiket pesawat Traveloka. Orang yang sukses meluncurkaan situs tersebut adalah Ferry Unardi, lulusan Harvard yang lebih memilih balik ke Indonesia dan mengembangkan bisnis pencarian hotel. Saat ini Traveloka dikunjungi 7,5 juta pengguna dalam sebulan.
Setelah lulus dari sekolah bisnis Prasetya Mulya pada tahun 2014, Merrie merintis BloBar. Dengan memberikan penawaran harga murah untuk layanan kecantikan, Salon yang berada di Kemang, Jakarta Selatan ini sukses besar saat ini.
Belajar dari pengalaman sekitar tentang biaya pernikahan yang mahal, Abraham Viktor memutuskan untuk membuat Taralite, sebuah perusahaan yang memberikan pinjaman lunak untuk pernikahan.
Ranardo merupakan pengembang untuk aplikasi Mailbird agar managemen email semakin baik bagi penggunya. Berawal dari tahun 2012 di Bandung, saat ini Mailbird telah bekerja sama dengan Dropbox, Evernote, dan Whatsapp.
10. Benny Fajarai, 25, Pendiri Kreavi.com
Fajarai mendirikan Kreavi, jaringan sosial pertama di Indonesia untuk profesional kreatif sekaligus database untuk perausahaan mencari talenta di bidang ini. Situs ini adalah gabungan dari dua passionnya, yaitu komputer dan seni.
11. Arief Widhiyasa, 28, Cofounder dan CEO Agate Studio
Setelah menjadi mahasiswa magang di Microsoft Innovation Center, Arif membuat Agate Studio yang bergerak di bidang pengembangan game. Saat diluncurkan perusahaan ini hanya memiliki 18 pegawai. Pada tahun 2010, Agate meluncurkna game yang langsung diakses oleh jutaan pemain di pekan pertamanya.
12. Heni Sri Sundani Jaladara, 28, Pendiri Gerakan Anak Petani Cerdas
Heni sebelumnya adalah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Hong Kong sebagai pembantu rumah tangga. Saat itu dia juga menyambi kuliah jarak jauh Diploma III jurusan Informatika. Setelah lulus, Heni melanjutkan kuliah di jurusan Manajemen Saint Mary University Hong Kong. Setelah selesai dia pulang ke kampung halamnnya, Ciamis. Namun karena keprihatinan kampungnya tak mengalami kemajuan, dia tergerak untuk membentuk Gerakan Anak Petani Cerdas.
13. Muhammad Alfatih Timur, 24, Cofounder dan CEO Kitabisa
kitabisa.com yang didirikan oleh Alfatih adalah platform yang membantu orang-orang dengan berbagai masalah. Hingga saat ini Kitabisa telah membantu 37 ribu orang dengna 590 inisiatif. Sebelumnya Alfatih bekerja di Asosiasi Sosial Enterpreuner Indonesia dan asisten pendiri Rumah Perubahan Rhenald Kasali.
14. Mesty Ariotedjo, 26, Cofounder WeCare.id
Saat bekerja di wilayah pedesaan tahun 2012, Mesty mendapatkan ide untuk mendirikan WeCare.id untuk membantu kesehatan masyarakat pedesaan. Model, musisi, dan juga dokter ini mendapatkan pendanaan hingga USD 200 ribu untuk pasien.
15. Leonika Sari Njoto Boedioetomo, 22, pendiri dan CEO Reblood
Aplikasi Reblood diperuntukkan bagi orang-orang yang ingin mendonorkan darahnya juga didesain untuk mempercepat pencarian darah bagi kepentingan medis. Leonika pernah menyabet penghargaan Mandiri Young Technopreneur 2013.
16. Helga Angelina Tjahjadi, 25, Cofounder Burgreens
Ide mendirikan Burgreens berasal dari pengalamannya setelah menjadi vegetarian sejak tahun 2007. Helga menyadari bahwa kebiasaan makan adalah salah satu faktor yang menentukan kesehatan seseorang. Saat ini kebiasaan organic sedang tren di Jakarta. Burgreens dimulai dari sebuah restoran kecil yang saat ini semakin berkembang hingga melayani catering dan ekspansi 3 cabang lagi.
17. Moses Lo, 27, Founder dan CEO Xendit
Startup ini memungkinkan layanan untuk mentransfer pembayaran berbasis P2P(Person to Person). Xendit mengklaim sebagai layanan transfer yang lebih pribadi dan mampu mengalahkan perusahaan seperi Venmo di pasar Asia Tenggara. Sejauh ini Xendit sudah diunduh oleh 50.000 pengguna di Google Play Store.
Leave a Reply